Sabtu, 27 Februari 2010

Sebab - sebab tidak Diterimanya Do'a

Suatu ketika Ibrahim bin Adham rahimahullah (seorang ulama zuhud zaman pasca tabiin) lewat di sebuah pasar kota Basrah. Orang-orang pun mengerumuninya kemudian bertanya , "Wahai Abu Ishaq (kinayah dari Ibrahim bin Adham) mengapa setiap kali kami berdo’a, do’a kami tidak dikabulkan?" Ibrahim bin Adham menjawab, "Karena hati kalian sudah mati oleh 10 perkara :

  1. kalian mengetahui (hak-hak) Allah tetapi kalian tidak menunaikan hak-hak tersebut.

  1. kalian mengira bahwa kalian mencintai Rasulullah Sahalallahu 'alaihi wasallam tetapi kalian meninggalkan sunnahnya.

  1. kalian membaca Al-Quran tetapi kalian tidak mengamalkan isinya.

  1. kalian mendapatkan ni’mat dari Allah tetapi kalian tidak mensyukurinya.

  1. kalian mengatakan bahwa syaithan adalah musuh kalian tetapi kalian tidak memusuhinya.

  1. kalian mengatakan bahwa surga adalah haq (benar adanya) tetapi kalian tidak berbuat untuk mencapai surga itu.

  1. kalian mengatakan bahwa neraka adalah haq (benar adanya) tetapi kalian tidak menjauhkan diri darinya.

  1. kalian mengatakan bahwa kematian adalah haq (benar adanya) tetapi kalian tidak bersiap menghadapinya.

  1. kalian sibuk mencari-cari aib orang lain tetapi kalian melupakan aib diri kalian sendiri.

  1. kalian ikut menguburkan jenazah orang-orang yang meninggal tetapi kalian tidak mengambil pelajarannya”.

Rabu, 24 Februari 2010

Sebab-sebab Allah Subhanahu wa Ta'ala Mengampuni Dosa-dosa Hamba-Nya

Dari Anas bin Malik ra., dia berkata, "Aku telah mendengar Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam bersabda, ''Allah Ta'ala berfirman :
'Wahai Anak Adam (manusia)! Sesungguhnya apa yang kamu minta dan harapkan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni dosa-dosamu dan Aku tidak peduli. Wahai Anak Adam! Andaikata dosa-dosamu mencapai awan di langit (sejauh mata memandang ke langit), kemudian kamu meminta ampun kepada-Ku niscaya Aku akan mengampunimu.
Wahai Anak Adam! Sesungguhnya, andaikata kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa-dosa (kecil) sepenuh isi bumi, kemudian kamu bertemu dengan-Ku (mati dengan memohon ampun dan tanpa berbuat syirik), tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan mendatangkan ampunan kepadamu sepenuh isinya pula".
(HR. At-Tirmidzi, dia berkata : Hadits Hasan)

APAKAH ALLAH ITU ADA ?

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, kyai, ustadz atau siapa pun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya.
Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan seorang ustadz yang dimaksud pemuda itu.

Pemuda : Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Ustadz : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.
Pemuda : Anda yakin? Padahal Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Ustadz : Saya akan mencoba menjawab sejauh kemampuan saya.
Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan,
1. Kalau memang Allah itu ada, tunjukan wujud Allah kepada saya
2. Apakah yang dinamakan takdir
3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api? Tentu tidak menyakitkan buat syetan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Allah tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Ustadz tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.
Pemuda (sambil menahan sakit) : Kenapa anda marah kepada saya?
Ustadz : Saya tidak marah... Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Ustadz : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.
Ustadz : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda : Ya...
Ustadz : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda : Saya tidak bisa.
Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan keberadaan Allah tanpa mampu melihat wujudnya.

Ustadz : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak.
Ustadz : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
Pemuda : Tidak.
Ustadz : Itulah yang dinamakan Takdir.

Ustadz : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda : Kulit.
Ustadz : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : Kulit.
Ustadz : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Sakit.
Ustadz : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, jika Allah berkehendak maka Neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syeitan.

Sahabat... Dari hati yang paling dalam, dari diri sahabat masihkan meragukan akan adanya Allah ???
Semoga kita semua mendapatkan Rahmat-NYA ...... Amiin

Kyai dan Ayam

Selepas Isya’, setelah merasa cukup memberikan pengajian selama bertahun-tahun pada santrinya, seorang Kiyai memberikan santrinya masing-masing seekor ayam. Kiyai berpesan, “terimalah ayam ini, lalu semblihlah ditempat, dimana tidak ada yang bisa melihat apa yang kamu lakukan.”

Subuh itu udara cukup dingin, namun Kiyai dan para santrinya sudah berkumpul di Langgar. Selepas shalat subuh berjama’ah, Kiyai bertanya perihal ayam yang diberikannya itu. Seorang santri senior meminta ijin berbicara, “Kiyai, saya sudah jalankan pesan Kiyai untuk menyemblih ayam itu di tempat yang tak bisa ada yang melihat saya menyemblih ayam itu.”

Kiyai tersenyum, “Dimana kamu semblih?”

Santri menjawab, “Di belakang sumur, malam tadi tepat jam 12.00″

“Kamu yakin tak ada yg melihat perbuatan itu?,” tanya Kiyai lagi.

“Yakin….a’inul yakin, Kiyai, saya sudah periksa berulang kali tempat itu dan sudah sangat berhati-hati” jawab santri dengan takzimnya.

Kiyai menghela nafas. Dia tatap seluruh santrinya. Lalu dengan perlahan dia bertanya, “Bagaimana dengan yang lain?” Satu-satu melaporkan “tempat rahasia” mereka saat menyemblih ayam tersebut.

Kiyai sekali lagi menghela nafas. Dengan suara berat, Kiyai berkata, “Kalian semua tidak lulus…. berbulan-bulan aku mengajarkan Islam kepada kalian, sayang, kalian tak mampu menangkapnya dengan baik. Ketika kalian merasa telah menemukan suatu tempat rahasia, dimana tak ada yang bisa melihat perbuatan kalian, kalian lupa, wahai anak-anakku, bahwa sungguh tak ada tempat di dunia ini yang lepas dari pengamatan Allah!” “Ketika kalian semblih ayam itu, tak sadarkah kalian bahwa Allah melihat perbuatan itu.”

Saya menghela nafas mengingat kembali kisah di atas. Betapa sering kita lupa bahwa Allah selalu melihat dan mengetahui perbuatan kita. Ketika kita “semblih” nasib bawahan kita, kita lupa bahwa Allah melihat perbuatan kita. Ketika kita berhasil meloloskan diri dari kecurigaan isteri untuk berdua-duaan saja dengan wanita yang bukan hak kita di sebuah motel selama berjam-jam, kita lupa bahwa Allah tak bisa kita kelabui.

Ah.. bisakah kita ,melepaskan diri dari "mata" Allah, bisakah kita menemukan suatu tempat rahasia, dimana tak ada yang bisa melihat apa yang kita lakukan...?????

YA ALLAH AMPUNI KAMI...!!!

Pelajaran Berharga dari Gadis Kecil

Seorang gadis kecil pulang dari sekolah. Setibanya di rumah, ibunya melihat anak putrinya dirundung kesedihan. Maka ia pun bertanya kepada putrinya itu tentang sebab kesedihannya.

Anak: “Aduhai ibuku, sesungguhnya ibu guru telah mengancam akan mengusirku dari sekolah karena pakaian panjang yang kupakai.”

Ibu: “Tetapi itu adalah pakaian yang dikehendaki oleh Allah, wahai putriku.”

Anak: “Benar, wahai ibu, akan tetapi ibu guru tidak menghendakinya.”

Ibu: “Baiklah, wahai putriku, guru itu tidak menghendaki, tetapi Allah meng­hendakinya. Lalu siapakah yang akan kamu taati? Apakah kamu akan mentaati Allah yang telah menciptakanmu dan membentukmu, serta yang telah mengaruniakan kenikmatan kepadamu? Ataukah kamu akan mentaati seorang makhluk yang tidak mampu memberikan manfaat dan madharat kepada dirinya?”

Anak: “Sesungguhnya saya akan taat kepada Allah.”

Ibu: “Bagus, wahai putriku, kamu tepat sekali.”

Pada hari berikutnya, gadis kecil itu pergi dengan mengenakan baju yang panjang. Tatkala ibu guru melihatnya, ia langsung mencela dan memarahinya dengan keras. Gadis kecil itu tidak mampu memikul amarah tersebut, ditambah lagi oleh pandangan teman-teman perempuannya yang mengarah kepadanya.

Tidak ada yang ia lakukan selain berteriak menangis. Kemudian, gadis kecil itu mengeluarkan kata-kata yang besar maknanya meski sedikit jumlahnya, “Demi Allah, saya tidak tahu siapa yang akan saya taati, anda ataukah Dia?”

Ibu guru itu pun bertanya, “Siapakah Dia itu?”

Anak itu menjawab, “Allah. Apakah saya harus taat kepada anda, sehingga saya mesti memakai pakaian seperti yang engkau kehendaki, tetapi saya berbuat maksiat kepada-Nya. Ataukah saya mentaati-Nya dan tidak mentaati engkau? Ah, biarlah saya akan mentaati-Nya saja, dan apa yang terjadi terjadilah.”

Aduhai, betapa agungnya kalimat yang keluar dari mulut si kecil itu. Sebuah kalimat yang menampakkan wald (ketaatan) yang mutlak kepada Allah -Subhanahu wa ta'ala-. Gadis kecil itu bertekad untuk berpegang kuat dan taat ke­pada perintah Dzat Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa

Akan tetapi….apakah bu guru itu hanya berdiam saja darinya?

Ibu guru itu meminta dipanggilkan ibu si anak kecil tersebut. Apa yang ia inginkan darinya?

Maka datanglah si ibu itu…

Ibu guru berkata kepada ibu anak kecil itu, “Sesungguhnya putri anda telah menasihatiku dengan nasihat paling besar yang pernah aku dengar di sepanjang hidupku.”

Benar, ibu guru telah mengambil pelajaran dan nasihat dari murid kecilnya. Ibu guru yang mengajarkan pendidikan dan telah mengambil bagian yang besar dari ilmu.

Seorang guru yang ilmunya tidak dapat menghalanginya untuk mengambil nasihat dari seorang gadis kecil yang mungkin seusia dengan putrinya.

Salam penghormatan, semoga terlimpahkan kepada guru ini. Salam peng­hormatan juga untuk gadis kecil yang telah memberikan pendidikan Islamiyah dan telah berpegang kepadanya.

Salam penghormatan untuk sang ibu yang telah menanamkan dalam diri putrinya rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Seorang ibu yang yang telah mengajarkan kepada putrinya rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Wahai ibu-ibu muslimah, di depan anda lah anak-anak anda. Mereka seperti adonan tepung. Anda bisa membentuknya sebagai-mana yang anda kehendaki, maka bersegera-lah untuk membentuk mereka dengan bentuk yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya.

Ajarkanlah shalat kepada mereka
Ajari mereka ketaatan kepada Allah
Ajari mereka untuk bisa tetap tegar dan kokoh di atas kebenaran
Ajarkanlah semua itu kepada mereka, sebelum mereka menginjak usia baligh.

Karena jika pada saat mereka masih kecil tidak mendapatkan pendidikan yang baik, maka sesungguhnya anda sekalian akan menyesal dengan penyesalan yang besar, karena mereka akan menjadi anak-anak yang menyimpang pada saat mereka telah dewasa.

Gadis kecil ini tidak hidup pada zaman Sahabat dan juga Tabi’in. Sesungguhnya ia hidup pada zaman modern sekarang ini.

Ini menunjukkan bahwa, kita bisa menciptakan generasi-generasi semisal gadis kecil tersebut dengan izin Allah. Seorang gadis kecil yang bertakwa lagi berani untuk menampakkan kebenaran serta tidak takut akan cemoohan dan ejekan orang-orang, demi membela agama Allah.

Wahai saudariku yang beriman, inilah putrimu. Ia berada di hadapanmu. Berilah ia minum dengan air takwa dan keshalihan.

Perbaikilah lingkungannya dengan cara menjauhkannya dari air yang kotor serta bakteri yang membahayakan.

Hari-hari telah berada di hadapan anda. Perhatikanlah apa yang akan anda perbuat terhadap amanah yang telah dititipkan kepada anda oleh Allah, Tuhan Pemilik langit dan bumi.

Sumber: www.oryza.or.id

APA YANG BISA ANDA PETIK "dari percakapan ini"???

Ada sebuah percakapan antara seorang Pria dgan seorang Kakek kaya raya yg mempunyai 10 orang anak.

Pria: "Maaf Kek, umur kakek sekarang berapa?"
Kakek: "Kakek baru berumur 10 tahun".
Pria: "10 tahun?" (merasa bingung)
Kakek: "Iy, 10 tahun"
Pria: "Kalo anak kakek sekarang ada berapa?"
Kakek: "2"
Pria: "Kakek kan kaya raya, kira2 berapa banyak harta kakek?"
Kakek: "Harta kakek ga lebih dari 10 jta"
Pria: "Saya dengar kakek poligami y? Berapa istri kakek?"
Kakek: "Istri kakek 1".
Pria : (makin bingung) "Maaf Kek, dari setiap pertanyaan saya sepertinya jawaban kakek tdak sesuai dgan kenyataan yg saya lihat. Bisa kakek jelaskan?"

Kakek : "Nak, saat ni umur kakek memang sudah di atas 60 tahun, tapi yg kakek ingat, kakek baru menggunakan 10 tahun terakhir ni untuk beribadah kepada Allah -Subhanahu wa ta'ala-. Jadi, yg benar2 menjadi umur kakek adalah 10 tahun".

Kakek : "Kakek tadi bilang anak kakek hanya 2. Itu benar, karena dari 10 anak kakek yg ada hanya 2 anak yg taat kpda Allah jga kedua orang tuanya. Jadi, hanya mereka ber-2 lah yg bisa memberikan keringanan buat kakek d akhirat kelak atas izin Allah".

Kakek : "Kakek memang kaya, tapi harta kakek sebenarny tdk lebih dari 10 juta. Karena, seingat kakek, harta yg kakek pernah infaqkan atw kakek shadaqahkan belum lebih dari itu. Harta itulah yg sebenarnya kakek miliki".

Kakek: "Kakek memang poligami, tapi kenapa kakek bilang istri kakek hanya 1? Karena dari 4 istri yg kakek miliki, hanya 1 istri saja yg benar2 patuh kepada kakek".

Pria: "Oow jadi maksud kakek seperti itu? Terimakasih kek, banyak pelajaran yg bisa saya ambil dari percakapan dgan kakek tadi. Terima kasih, kek!!!"

TELAH DIBAYAR (LUNAS)

Aktivitas dimulai dengan shalat subuh berjamaah. Kemudian seluruh anggota berjalan keliling komplek. Sampai di rumah sang Ibu bergegas ke dapur menyiapkan makanan untuk sarapan seluruh anggota keluarga. Bosan menunggu, anak sulungnya (10 tahun) menyusul ke dapur. Kemudian si anak membantu apa yang bisa mereka lakukan. Belum sempat mengusap si anak datang dan menyodorkan secarik kertas. Diambilnya kertas putih itu, dan membacanya sepintas.

Upah membantu ibu :

- belanja ke warung Rp. 2.000,-
- menyapu dan mengepel lantai Rp. 5.000,-
- menata meja makan Rp. 2.000,-
- membuat minum untuk ayah Rp. 2.000,-
- membuang sampah Rp. 2.000,-
- membereskan tempat tidur Rp. 5.000,-
- menyiram tanaman Rp. 2.000,-
--------------------------

Total Rp. 20.000,-

Selesai membaca, si ibu tersenyum hangat dan memandang anaknya yang sedang mengikuti gerak geriknya dengan pandangan cemas dan gembira.
”Sini Nak, tolong ambilkan bunda pulpen itu”.
Si anak segera mengambilnya. Si ibu membalikkan kertas dan selanjutnya menulis sesuatu. Lalu disodorkannya ke sang anak dan meminta untuk membaca apa yang ditulis ibunya.

Tertera :
- Upah mengandungmu selama 9 bulan- GRATIS
- Upah menyusuimu selama 2 tahun - GRATIS
- Upah menjagamu di malam hari -GRATIS
- Upah menangis karena sedih saat menungguimu sedang sakit demam – GRATIS
- Upah khawatir waktu menungguimu test IQ saat mau masuk SD – Gratis
- Upah menyediakan makanan sehat dan makanan kesukaanmu – GRATIS
- Upah memenuhi keinginanmu untuk memiliki mainan seperti yang dimiliki teman sebayamu – GRATIS.
Jumlah Keseluruhan dari yang bunda berikan GRATIS karena bunda ikhlas melakukannya.

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Rasa menyesal ditandai dengan deraian air mata yang mengalir di sepanjang pipinya. Kemudian dipeluknya sang ibu.
”Aku minta maaf. Aku sayang sama Bunda”.

Kemudian si anak mengambil pena. Di sudut kertas ditulisnya "TELAH DIBAYAR" .

KALIMAH ALLAH TA'ALA

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template